Sunday, January 27, 2013

Fatimah Az-Zahra dan Gilingan Gandum

Suatu hari masuklah Rasulullah s.a.w. menemui anakdanya Fathimah az-zahra rha. Didapatinya anakdanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis. Rasulullah s.a.w. bertanya pada anakdanya, “Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Rasulullah s.a.w. tidak menyebabkan matamu menangis”. Fathimah rha. berkata, “Ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumahtanggalah yang menyebabkan anakda menangis”. Lalu duduklah Rasulullah s.a.w. di sisi anakdanya. Fathimah rha. melanjutkan perkataannya, “Ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta ‘aliy (suaminya) mencarikan anakda seorang jariah untuk menolong anakda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah”. Mendengar perkataan anakdanya ini maka bangunlah Rasulullah s.a.w. mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya “Bismillaahirrahmaanirrahiim”. Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah s.w.t. Rasulullah s.a.w. meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anaknya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah s.w.t. dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.
Rasulullah s.a.w. berkata kepada gilingan tersebut, “Berhentilah berputar dengan izin Allah s.w.t.”, maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah s.w.t. yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, “Ya Rasulullah s.a.w. , demi Allah s.w.t. Tuhan yang telah menjadikan Baginda s.a.w. dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah Baginda s.a.w. menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah s.w.t.suatu ayat yang bermaksud:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan”.
Maka hamba takut, ya Rasulullah s.a.w. kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah s.a.w. kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, “Bergembiralah kerana engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah az-zahra di dalam syurga”. Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.
Rasulullah s.a.w. bersabda kepada anakdanya, “Jika Allah s.w.t. menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah s.w.t. menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh-Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat. Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah s.w.t. menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat”.
“Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah s.w.t. menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit. Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah s.w.t. akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang. Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah s.w.t. akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat”.
“Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah akan aku doakan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahawa ridha suami itu daripada Allah s.w.t. dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah s.w.t.?. Ya Fathimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah s.w.t. akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah s.w.t. mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah s.w.t. yakni berperang sabil. Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga, dan Allah s.w.t. akan mengkurniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.”
Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah s.w.t. akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah s.w.t. akan memakaikannya sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah s.w.t. untuknya seribu pahala haji dan umrah. Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah s.w.t. akan memandangnya dengan pandangan rahmat. Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), “Teruskanlah ‘amalmu maka Allah s.w.t. telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang”. Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyak-kan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah s.w.t. akan memberinya minuman dari sungai-sungai syurga dan Allah s.w.t. akan meringankan sakaratulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga serta Allah s.w.t. akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Shirat”.

Kisah-kisah teladan lainnya bisa dilihat di sini

Teladan Ali dan Fatimah

( AHLI SYURGA ) TELADAN ALI DAN FATIMAH BERSEDEKAH - Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah. Maaf sayangku, kali ini aku tidak membawa uang sepeser pun.
Fatimah menyahut sambil tersenyum, Memang yang mengatur rezeki tidak duduk di pasar, bukan? Yang memiliki kuasa itu adalah Allah Taala. Terima kasih, jawab Ali. Matanya memberat lantaran istrinya begitu tawakal. Padahal, persediaan dapur sudah ludes sama sekali. Toh, Fatimah tidak menunjukan sikap kecewa atau sedih.

Ali lalu berangkat ke masjid untuk menjalankan shalat berjamaah. Sepulang dari masjid, di jalan ia dihentikan oleh seorang bapak tua.

Maaf anak muda, betulkah engkau Ali anaknya Abu Thalib? tanya lelaki tua itu

Ali menjawab heran. Ya, betul. Ada apa, Tuan?

Orang tua itu merogoh kantongnya seraya menjawab, Dahulu ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar ongkosnya, ayahmu sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah ahli warisnya.

Dengan gembira Ali mengambil haknya dari orang itu sebanyak 30 dinar.

Tentu saja Fatimah sangat gembira memperoleh rezeki yang tidak di sangka-sangka ketika Ali menceritakan kejadian itu. Dan ia menyuruh membelanjakannya semua agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan keperluan sehari-hari.

Ali pun bergegas berangkat ke pasar. Sebelum masuk ke dalam pasar, ia melihat seorang fakir menadahkan tangan, Siapakah yang mau mengutangkan hartanya untuk Allah, bersedekahlah kepada saya, seorang musafir yang kehabisan bekal di perjalanan.

Tanpa pikir panjang lebar, Ali memberikan seluruh uangnya kepada orang itu.

Pada waktu ia pulang dan Fatimah keheranan melihat suaminya tidak membawa apa-apa, Ali menerangkan peristiwa yang baru saja dialaminya.

Fatimah, masih dalam senyum, berkata, Keputusan kanda adalah yang juga akan saya lakukan seandainya saya yang mengalaminya. Lebih baik kita mengutangkan harta kepada Allah daripada bersifat bakhil yang dimurkai-Nya, dan menutup pintu surga buat kita. Dan kehidupan keduanya pun diberkahi Allah SWT

Allah SWT Berfirman : Sesiapa kikir, dia kikir hanya terhadap dirinya sendiri. Allah Yang Kaya, kamu yang fakir (berkeperluan). Jika kamu berpaling, Dia akan tukar kamu dengan kaum yang selain daripada kamu, kemudian mereka tidaklah yang serupa dengan kamu. (QS.47:38)

Peran Ibu

( RUMAH TANGGA ) IBU, SEBUAH JABATAN YANG MULIA - Ibu adalah nama lain dari kasih sayang yang indah, yang diberikan Allah sebagai rahmat bagi hambaNya. Ibu ibarat malaikat yang menjadi pelindung anak- anaknya dari setiap kejahatan yang akan menyakiti mereka. Bahkan ketika manusia terlahir tanpa dampingan seorang ibu, rasanya mereka akan siap menukar apapun yang dimilikinya demi kehadian sang ibu tercinta. Maka tak heran jika seorang ibu selalu diagungkan kebaikannya, baik ketika dia masih ada ataupun sudah tiada.

Dengan ibu jugalah, anak- anak belajar mengenali dan mempelajari dunia ini. Lalu bagaimanakah sikap kita sebagai seorang ibu, agar kita pantas dijadikan tauladan yang baik untuk anak- anak kita?

Pertama, menjadi ibu yang penuh kasih sayang

Yang pertama dan utama jadilah ibu yang baik dan kasih sayang. Dari sikap terpuji inilah anak- anak akan mengenali dan mencontoh bahwa hanya kebaikan dan kasih sayang lah yang sebenarnya diperlukan jika mereka ingin selalu disayangi, dan diterima oleh kehadirannya oleh sesama. Sebaliknya, mereka juga akan belajar membedakan bahwa perbuatan jahat hanya akan menyakiti orang lain dan merugikan diri mereka sendiri.

Kedua, ramah dan menghargai orang lain

Selain itu, ajarkan kepada anak bahwa setiap orang itu berbeda, dan kita harus menghargai perbedaan-perbedaan itu. Tanamkan pada diri anak- anak kita bahwa tidak seorang pun senang diperlakukan kasar. Maka ucapan terima kasih, tolong, dan maaf, harus dibiasakan sedari mereka kecil, agar terpola dalam pikiran anak bahwa sikap ramah adalah hal penting yang dibutuhkan untuk menjalin sebuah persahabatan.

ketiga, tegas dalam berprinsip.

Kenalkan pada anak- anak kita, bahwa di dunia ini juga ada hal yang tidak bisa kita tawar tentangnya. Sebagai contoh adalah masalah akidah. Kenalkan kepada mereka berikut alasannya tentang kepastian dan kepatenan nilai- nilai tersebut untuk harus selalu kita patuhi.

keempat, Luangkan Waktu Untuk Komunikasi Yang Hangat

Jika kita mengharapkan anak akan patuh, maka komunikasi yang hangat dari kita sebagai ibu, sangat penting untuk dilakukan. Dan dalam berkomunikasi, anak dan ibu juga membutuhkan banyak waktu. Maka sudah seharusnya kita menyediakan waktu untuk membangun hubungan yang berkualitas dengan anak- anak mereka.

Tunjukkan kepada anak, bahwa dengan berkomunikasi, kita dapat menjadi partner mereka yang baik dalam mencari kebaikan. Jika akhirnya nasehat harus diberikan, maka biarkan terlebih dahulu mereka mengemukakan ide dan pikiran mereka, dan jangan beri batasan agar mereka juga tidak mengambil jarak dengan kita. Dengan itu InshaAllah mereka akan menjadikan kita sebagai contoh, karena kemampuan kita menjadi pendengar yang merangkul dan mengayomi mereka, saat mereka susah.

Kelima, bersikap positif

Sebagai seorang ibu, hendaknya kita berhati- hati dalam bersikap dan berucap. Anak- anak kebanyakan akan meniru materi, pemikiran bahkan gaya bicara kita terutama bila mereka berada di dekat kita. Pembicaraan dan sikap yang positif akan memberikan contoh yang baik pula bagi mereka, agar kelak menjadi pribadi yang positif.

keenam, Konsisten

Dari semua sikap yang kita berikan kepada anak- anak kita tersebut, maka tak akan ada gunanya jika kita sendiri tidak konsisten dengan yang telah kita ajarkan. Pencontohan sikap baik yang terus menerus dan konsisten, akan lebih mudah terbahasakan kepada anak ketimbang hanya sekedar nasehat atau kata- kata yang kita suarakan ke telinga mereka.

Program Keluarga Samara

( KELUARGA ) PROGRAM KELUARGA SAKINAH, DALAM MENDIDIK ANAK - Setiap rumah tangga haruslah memiliki keinginan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sehingga setiap anggota keluarga harus memiliki peran dan menjalankan amanah tersebut. Suami dan Istri sebagai kepala rumah tangga pada anak-anak haruslah memberikan teladan yang baik dalam mengemban tanggung jawabnya karena Allah ‘Azza wa Jalla akan mempertanyakannya di hari Akhir kelak.

Mendidik anak dengan cara-cara yang baik dan sabar agar mereka mengenal dan mencintai Allah, yang menciptakannya dan seluruh alam semesta, mengenal dan mencintai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yang pada diri beliau terdapat suri tauladan yang mulia, serta agar mereka mengenal dan memahami Islam untuk diamalkan.

( Tauhid )

Ajarkanlah Tauhid, yaitu bagaimana mentauhidkan Allah, dan jauhkan serta laranglah anak dari berbuat syirik. Sebagaimanan nasihat Luqman kepada anaknya,

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau memperskutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.’” [Luqman: 13]

( Hafalan Quran dan nilai-nilai Sunnah )

Pada usia balita (sekitar 2-5 tahun), kita ajarkan kepada mereka kalimat-kalimat yang baik serta bacaan Al-Qur-an, sebagaimana yang dicontohkan oleh para Shahabat dan generasi Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, sehingga banyak dari mereka yang sudah hafal Al-Qur-an pada usia sangat belia.

Allah telah memberikan kelebihan kepada manusia pada masa kecilnya dengan kemampuan menghafal yang luar biasa. Oleh karena itu, orang tua harus pandai memanfaatkan kesempatan untuk mengajarkan anak-nya dengan hal-hal yang bermanfaat pada usia-usia balita. Usaha ini harus terus dijalankan, meskipun mungkin di sekitar tempat tinggal kita tidak ada sekolah semacam tahfizhul Qur-an. Kita dapat mengajarkannya di rumah kita, dengan kemampuan kita, karena pada dasarnya Al-Qur-an itu mudah.

( Shalat )

Perhatian terhadap shalat juga harus menjadi prioritas utama bagi orang tua kepada anaknya. Shalat merupakan tiang agama, jika seseorang melalaikannya niscaya agama ini tidak bisa tegak pada dirinya. Shalat ini pulalah yang pertama kali akan dihisab oleh Allah di akhirat. Untuk itulah, hendaknya orang tua dengan tiada bosan senantiasa memberikan contoh dengan shalat di awal waktu dengan berjama’ah di masjid, mengajaknya serta menanyakan kepada anaknya apakah dia telah menunaikan shalatnya ataukah belum.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مُـرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّـلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.

“Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).” [ Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 495), Ahmad (II/180, 187) dengan sanad hasan, dari ‘Amr bin Syu’aib ]

Mengajak isteri dan anak kita untuk melaksanakan shalat di awal waktu, merupakan salah satu perintah dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan kita untuk tetap sabar dalam menunaikan kewajiban ini, termasuk sabar dalam mengingatkan isteri dan anak kita untuk tetap menegakkannya.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kami-lah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertaqwa.” [Thaahaa : 132]

Jika anak kita sudah berumur 10 tahun, hendaknya sang ayah mengajaknya untuk menunaikan kewajiban shalat dengan berjama’ah di awal waktu di masjid. Ini merupakan pendidikan praktis yang sangat bermanfaat, karena dalam benak si anak akan tertanam kebiasaan dan perhatian yang mendalam tentang kewajiban yang sangat mulia ini. Terdapat banyak sekali hikmah dan manfaat yang terkandung di dalamnya.

Seseorang yang lalai dalam shalatnya, maka ia akan mengikuti hawa nafsunya, sebagaimana firman Allah:

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ

"Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat.” [Maryam (19): 59]

Bentuk menyia-nyiakan shalat di antaranya adalah melalaikan kewajiban shalat, menyia-nyiakan waktu shalat dengan tidak melaksanakannya di awal waktu. Yang dengan sebab itu, mereka akan menemui kesesatan, kerugian dan keburukan.

( Selalu gak putus Doa )

Berdo’a kepada Allah ‘Azza wa Jalla pada waktu-waktu yang mustajab

Di samping ikhtiar yang dilakukan untuk menjadikan isterinya sebagai isteri yang shalihah, hendaknya sang suami juga memanjatkan do’a kepada Allah ‘Azza wa Jalla pada waktu-waktu yang mustajab (waktu terkabulkannya do’a), seperti sepertiga malam yang terakhir, agar keluarganya dijadikan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, agar dia, isterinya, dan anak-anaknya dijadikan orang-orang yang shalih dan shalihah.

Seperti do’a yang tercantum di dalam Al-Qur-an:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“...Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.” [Al-Furqaan : 74]

Paling tidak, seorang suami hendaknya bisa menjadi teladan dalam keluarganya, dihormati oleh sang isteri dan anak-anaknya, kemudian mereka menjadi hamba-hamba Allah yang shalih dan shalihah, bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

اَلرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.

“Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya ia melihat dengan siapa dia berteman.” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 4833), at-Tirmidzi (no. 2378), Ahmad (II/303, 334) Shahih]

Apalagi kita mengetahui bahwa sesuatu yang jelek akan mudah sekali mempengaruhi hal-hal yang baik, namun tidak sebaliknya, terlebih dalam pergaulan muda-mudi seperti sekarang ini yang cenderung melanggar batas-batas etika seorang muslim. Mereka saling berkhalwat (berdua-duaan antara lawan jenis), sehingga bisikan syaitan mudah sekali menjerumuskan dirinya ke jurang kenistaan.

Atau pengaruh obat-obat terlarang yang dapat menjadikan dirinya bergantung dan merasa ketagihan terhadap obat-obat penenang yang diharamkan oleh Allah. Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan (NARKOBA) yang dilakukan generasi muda kaum muslimin telah banyak menjeremuskan mereka kepada kehinaan dan kesengsaraan.

Usaha yang telah kita curahkan beberapa tahun bisa saja menjadi sia-sia hanya karena anak kita salah memilih teman bermain atau teman di sekolah. Untuk itu, haruslah diperhatikan akhlak teman anak kita, apakah temannya itu memiliki pemahaman agama yang baik, apakah shalatnya baik, apakah dia senan-tiasa nasihat-menasihati dan tolong-menolong dalam kebajikan

Mimpi

Pesan bagi saya, yang kadang takut bermimpi... Tidak ada keraguan, Allah pemilik alam semesta.. tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya jika itu terbaik bagi Hamba-Nya

Mimpi - miliki kemauan tinggi - ikhtiar terbaik - berdoa - tawakal

Subhanallah..Alhamdulillah...Allahu Akbar. Sahabatku...izinkan saya berbagi rasa bahagia ini. Kurang lebih 6 bln yl saya memimpikan 'sesuatu' yg sangat diluar kemampuan/ jangkauan. Bahkan suami sempat bilang,"uang sebanyak itu dr mana bayarnya??" " Yg penting..berikan restumu..biarkan saya bermimpi,berusaha dan berdoa", pinta saya pd suami.

Begitulah stlh mendapatkan restu bapaknya anak-anak, saya berusaha keras mencari jalan agar dpt mewujudkan impian tsb. Tapi krn memang impian tsb terlalu tinggi ( sulit saya raih ), tak lupa saya sertakan dlm doa-doa saya,spt ini : " Ya Allah..hamba yg lemah ini..sgt memimpikan sesuatu itu, kalau memang itu baik utk dunia dan akhiratku..maka kabulkanlah mimpi hamba yg lemah ini. Tapi jk itu tdk baik bagi kehidupan dunia dan akhiratku..maka jauhkanlah dan berikan hamba keikhalasan menerima semua keputusan dan kehendakMu".

Begitulah saya cuma berdoa spt itu setiap saat dan menyerahkan semua keputusan kepada Allah (tdk maksa). Subhanallah, ternyata..tdk ada yg tdk mgk kalau Allah sdh berkehendak bagi semua hambaNya. Alhamdulillah,saya baru dapatkan kabar besar bahwa semua yang saya mimpikan Allah kabulkan.Allahu Akbar.

Saturday, January 26, 2013

Wanita

Siang ini waktu Galway, baru saja mendengarkan wawancara Oki Setiana Dewi di radio Imsa. Subhanallah mendengarkan beliau berbicara saya bisa merasakan semangat belajarnya. Saya tertarik dengan jawaban  OSD ketika salah satu pendengar bertanya tentang bagaimana menciptakan generasi islam yang unggul, jawabannya adalah pada diri wanita. Jika wanitanya baik maka bisa dipastikan bahwa masyarakat dan umatnya akan baik. Madrasah pertama dan pendidikan dasar adalah di tangan seorang wanita yaitu ibu, maka jika seorang ibu mampu mendidik dan mengasuh anaknya dengan baik, memperhatikan kebutuhan fisik, psikologi, sosial dan yang paling utama agama, maka Insha Allah akan terbentuk umat yang unggul. Maka dari itu pendidikan bagi seorang wanita adalah penting karena dengan pendidikan yang baik, pola asuh dan pendidikan di rumah akan baik pula. saya sangat setuju dengan itu. Berkumpul dan mengkaji ilmu Allah dengan orang-orang shaleh/ah belajar ilmu agama dan umum sangat bermanfaat untuk bekal mendidik di rumah, Subhanallah. Wanita-wanita shalehah para pendahulu kita sudah membuktikan. Wanita yang berkahlak mulia dan memiliki pendidikan agama yang baik juga sangat diidamkan para laki-laki, sebagai seorang istri, melayani dan mampu menenangkan seorang suami akan menciptakan pemimpin2 lelaki unggul di masyarakat. Insha Allah

OSD yang sekarang sedang mengambil jurusan Master Pendidikan Usia Dini, juga memiliki alasan tersendiri engapa beliau memutuskan untuk kuliah di jurusan ini, salah satu alasannya adalah karena ingin mendirikan sekolah untuk usia dini dengan berlandaskan agama yang baik atau menjadi dosen. Selain itu beliau juga mengambil sekolah tahfizh untuk menghapal Al Quran dan kajian Islam. Muda, berbakat, dan memiliki pendidikan yang baik. Saya jarang menemukan seorang Artist Indonesia seperti beliau yang memegang teguh kalimat Allah dan tetap bisa aktif mempergunakan bakat yang Allah karuniai untuk menginspirasi banyak orang. Insha Allah usianya berkah.


Here is the newest song from her 



Monday, January 21, 2013

Rahasia Kesuksesan

Rahasia kesuksesan Ammar Bugis

  1. Beriman kepada Allah SWT
  2. Mendalami Al Quran 
  3. Memiliki kemauan yang tinggi 
  4. Tawakal kepada Allah SWT, Tidak berhenti berusaha dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT 
Allah SWT memberikan 2 ujian pada diri manusia berupa nikmat dan kekurangan. Keduanya merupakan ujian untuk menempa kita menjadi pribadi yang lebih bertaqwa dan berkualitas. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Apakah ujian itu membuat kita bersemangat memperbaiki diri ataukah kita menyerah. Allah akan memberikan kita jalan jika kita "jalan". Dengan Ikhtiar, doa, dan tawakal Insha Allah ujian itu akan kita lewati dengan mulus, aamiin. 

Nabi Sulaiman diberikan Allah ujian berupa kenikmatan dunia yang luar biasa tapi beliau lulus menjadi pribadi yang bersyukur, beriman dan bertaqwa pada Allah. Nabi Ayub juga diberikan Allah ujian namun ujiannya berupa kekurangan yang bertubi2, sakit kehilangan istri dan anak. Subhanallah beliau mampu melewati ujian Allah dengan kesabaran dan Allah memnggantikan kekurangannya dengan nikmat yang berlipat. 

Semoga kita semua termasuk dalam hamba-Nya yang senantiasa dituntun Allah dengan ilmu-Nya sehingga bentuk ujian apapun yang Allah berikan bisa kita gunakan untuk naik ke tingkat kualitas yang lebih baik lagi, Aamiin Allahuma Aamiin.


Tuesday, January 8, 2013

Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus

Sedikit bosan di rumah, beberapa kali nonton siaran ulangnya dan jadi ketagihan nonton acaranya Ustadz Yusuf Mansur "Chatting YM (Yusuf Mansur)". Kali ini temanya tentang Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus.. Subhanallah semakin menguatkan keyakinan saya bahwa bergantung kepada Allah adalah utama. Jangan pernah khawatir akan kehidupan kita karena Allah Maha Pemilik Segalanya di langit dan bumi, Mintalah apa yang menjadi keinginan atau cita-cita kita, minta kepada-NYA terus menerus jangan menyerah, Allah akan memilihkan yang terbaik dan waktu yang tepat untuk kita. Lengkapnya bisa nonton videonya di bawah ini 


Wednesday, January 2, 2013

Harap dan Takut


Sebagai seorang muslim dan beriman kepada Alloh SWT dan hari akhir termasuk di dalamnya balasan syurga dan neraka. Sikap cinta, harap dan takut kepada Alloh adalah keharusan bagi seorang mukmin dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Harapan-lah yang membuat seorang mukmin optimis dalam hidupnya, berharap Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya, berharap diterima semua amal kebaikannya, berharap senantiasa ditunjukkan jalan-Nya yang lurus dan harapan-harapan lainnya terkait urusan di dunia seperti  dapat memiliki keturunan yang shaleh/ah, mendapatkan rezeki yang halal lagi berkah, kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah dan seterusnya. Alloh pencipta langit dan bumi sangat mencintai hamba yang berharap kepada-Nya, menadahkan tangan sambil berdoa khusyu' untuk kebaikannya di dunia dan akhirat. Allah Maha Pengampun, Pengasih dan Penyayang akan senantiasa memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya yang beriman. 

Selain rasa pengharapan (roja') seorang mukmin juga harus memiliki perasaan takut (khauf) kepada Alloh seperti banyak ayat yang mengingatakan tentang siksa dan azab Alloh di akhirat kelak, perasaan takut inilah yang menghalangi seseorang melakukan maksiat atau hal-hal yang diharamkan Alloh dan mengikuti hawa nafsunya. Tidak bisa dibayangkan jika di dunia ini tidak ada aturan, semua orang boleh melakukan apa saja sekehendaknya tanpa batasan karena menganggap bahwa Allah yang Maha Penyayang akan mengampuni segala kesalahannya begitu saja tanpa ada konsekuensi yang didapat. Cinta dan sayang seorang ibu saja tetap menginginkan sang anak memiliki aturan dan disiplin dalam hidupnya, tidak mau anaknya mencuri, merusak barang milik orang lain, menyakiti orang lain dan sebagainya. Dari aturan itu jika terus menerus dilanggar setelah diingatkan biasanya akan ada konsekuensinya demi menerapkan disiplin dan kebaikan sang anak. Dan ketika sang anak berbuat baik dan santun, sang ibu akan mengucapkan terima kasih dan memberikan senyum bahagia sebagai praise/reward kepada sang anak. Semua aturan yang diterapkan dalam mendidik sang anak bukan untuk sang ibu tapi untuk kebaikan sang anak. Mungkin seperti itulah Alloh yang Maha Penyayang menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya dan kesejahteraan bumi yang diciptakan-Nya dengan mengingatkan larangan atau aturan-Nya di Al Quran. Pahala atau reward bukanlah tujuan tapi akibat dari kebaikan-kebaikan yang kita lakukan.
"Dan Barang siapa berjihad (bersungguh-sungguh), maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam." (QS Al Ankabut ayat 6)

Harapan yang tidak disertai takut kepada balasan Alloh, seperti berharap masuk syurga namun tetap asyik melakukan kemaksiatan, hanyalah angan-angan belaka karena merasa aman dengan perbuatannya. Naudzubillah min dzalik semoga Alloh menjauhkan kita dari sifat seperti itu. Dalam Hadis Riwayat Bukhori no 2356 Rasulullah berkata:
“Aku adalah orang yang paling mengetahui/kenal dengan Allah dan akulah orang yang paling takut kepada Allah diantara kalian (ummat beliau)”. 

Seorang yang beriman melihat dosa-dosanya bagai ia sedang duduk di bawah gunung yang akan runtuh, ia khawatir tertimpa. Sedangkan orang fajir (ahli maksiat), melihat dosa-dosanya bagaikan lalat yang melewati hidungnya” (HR. Bukhari 6308)

Dan di Surat Al Isra ayat 57 Alloh menjelaskan "Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti." (Al Isra ayat 57). 

Maka dari itu perasaan harap dan takut penting ada di diri seorang muslim, dengan memiliki keseimbangan antara perasaan takut dan harap diharapkan seorang muslim bisa mencapai tingkat kualitas hidup yang sebaik-baiknya. Bersifat hati-hati, takut perbuatannya akan membawa murka Alloh dan bersifat optimis karena harapan kepada Allah yg luas akan cinta, kasih sayang-Nya dan ampunan-Nya. Semoga Alloh senantiasa menunjukkan kita jalan yang lurus, jalan yang Alloh ridhoi untuk keselamatan di dunia dan akhirat.

Wallahualam bi showab 

Tuesday, January 1, 2013

Follow your heart


Lagu yang dibawakan Nugie ini cukup inspiratif buat saya. Jadi ingat zaman SMU baheula, ketika mau pilih jurusan untuk PTN saya gak tau apa yang saya mau, penyebabnya karena saya terlalu sibuk dengan rutinitas harian anak IPA padahal saya gak suka Matematika, Fisika hadeuh bikin kepala cenat cenut, pilih IPA pun karena mainstream yang ada kalo jadi anak IPA itu keliatan mantab gimana gitu, hehehe. Padahal keren itu gak penting kalo gak bisa nikmatin :)


Singkat cerita karena harus pilih jurusan segera, saya pun memilih jurusan yang biasa diambil banyak orang  yaitu, Manajemen Ekonomi. Alhamdulillah saya bisa mengikuti pelajarannya dan lulus dengan nilai yang baik walaupun ada beberapa mata kuliah yang kurang disuka, khususnya yang berbau-bau angka hehehe. Karena kuliah di luar kota jauh dari orang tua, saya memiliki banyak waktu sendiri dan merenung tentang kehidupan apa yang sesungguhnya saya mau. Diary adalah saksi tentang cita-cita yang saya ingini.

Kalo saya buka kembali Diary saya, Alhamdulillah hampir 90% kehidupan yang saya alami sekarang seperti apa yang saya cita-citakan, Alloh yang Maha Pemurah banyak mengabulkan impian saya.  Cita-cita tentang suami, kehidupan, pendidikan, pekerjaan, anak, semua saya tuangkan di buku Diary saya itu. Sekarang pun saya tidak akan berhenti untuk menulis cita-cita saya ke depan. Jika Allah Ridho, Insha Alloh akan dikabulkan-NYA, jika pun tidak, Alloh Tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. 

Alhamdulillah setelah saya lulus, Alloh memberikan kesempatan untuk terjun di dunia pendidikan. Walaupun harus menempuh jarak bekerja yang cukup jauh, Bekasi-Jakarta ditempuh selama 2 jam, saya merasa senang dan gak terlalu lelah, mungkin itu yang dinamakan passion. Jarak yang jauh itu tidak mempengaruhi semangat saya untuk mengajar di kelas. Dari situ saya menyadari bahwa saya cinta dunia mengajar, dan ingin terus belajar sebanyak yang saya bisa. Walaupun setelah menikah saya tidak melanjutkan mengajar anak-anak lagi, bersama suami di luar negeri membuka pandangan saya tentang sistem pendidikan di negara-negara maju, yang banyak menginspirasi saya. Alhamdulillah lagi di tengah tahun 2012 saya bisa mendapatkan kesempatan untuk sekolah lagi, kuliah 2 jurusan di bidang pendidikan anak, Early Childhood Education dan Teaching English as a Second Language (mengajar Bahasa Inggris). Jurusan yang selama ini saya idam-idamkan dan related dengan perkembangan Attar. Di tengah-tengah menjalankan kewajiban saya sebagai seorang ibu dan istri, belajar ketika Attar tidur adalah waktu yang paling efektif untuk memperdalam ilmu yang saya sukai ini. Dan ketika Attar bangun dan bermain dengannya, saya bisa menggunakan ilmu yang sedang saya pelajari. Ini termasuk cita-cita saya, bisa fokus mendidik dan mengasuh anak sendiri. Alloh SWT Maha Pemurah, saya yakin ketika seorang mukmin memiliki cita-cita dan jika Allah berkehendak untuk mewujudkanNYA itu adalah hal yang mudah bagi-Nya. Sebagai manusia saya ingin sekali bisa memaksimalkan akal, hati dan semua potensi yang Allah karuniakan pada saya untuk hal yang bermanfaat untuk diri dan sekitar, semoga bisa menjadi amal jariyah. Semenjak itu saya tidak ragu lagi memiliki mimpi, mengikhtiarkan dan menyerahkan hasilnya kepada Allah, karena Dia Maha Tahu yang Terbaik untuk hamba-NYA.  

Belajar dari pengalaman yang saya alami. Dalam mendidik anak-anak kelak, setelah mereka mempelajari agama (Tauhid, Aqidah, Akhlaq) dan mencintai Al Quran, saya juga berkeinginan mereka bisa tumbuh menjadi seorang ahli ilmu dan bermanfaat untuk sesama. Dan ini hanya hasil pemikiran sederhana saya:
  1. Mengenal minat dan bakat anak sejak dini adalah penting, mencari tahu apa yang mereka sukai dengan memberikan beragam stimulasi dan melihat kecenderungan mereka. Menurut saya, mereka akan belajar dan berkembang sesuai fitrah yang telah Alloh berikan. Tidak memaksakan kehendak kita sebagai orang tua. 
  2. Belajar sesuai fitrahnya (minat dan bakat) membuat mereka semangat dan mudah dalam mempelajari apa yang mereka sukai, bisa menikmati proses belajarnya. Bahkan ketika mereka menemui kesulitan, itu tidak akan membuat mereka mudah stress. Mungkin rasanya tidak akan seperti sedang belajar tapi sedang bermain, asyik dalam pekerjaannya. Anak-anak yang belajar sesuai minat dan bakatnya akan lebih mudah menjadi seorang ahli di kemudian hari. Mereka akan berusaha meraih pendidikan tertinggi karena rasa curious dari ilmu yang mereka tekuni. 
  3. Setelah menjadi ahli dan memiliki akhlaq yang baik, mereka akan tumbuh menjadi individu profesional yang bisa menyebarkan manfaat sebanyak-banyaknya dengan kualitas yang baik tentunya. Bukankah Rasulullah juga mengatakan "Dan sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat buat manusia"
  4. Memupuk rasa sayang dan cinta kepada anak juga tidak kalah penting, bonding yang kuat antara orang tua dan anak dapat membantu mengarahkan anak kepada hal-hal yang baik. Anak-anak seperti bibit yang perlu disiram dan dipupuk dengan kasih sayang, cinta, ilmu. Berharap ketika dewasa mereka akan menjadi buah yang penuh manfaat untuk diri dan sekitarnya.
Insha Allah dengan mencoba menjalankan keempat hal diatas, saya akan berusaha mendidik dan membesarkan anak-anak sesuai fitrah mereka. Walaupun pasti akan ada hambatan nanti, memohon kepada Allah diberikan kemudahan dan ilmu untuk menjadi seorang ibu yang baik adalah penolong utama, Insha Allah

Don't just be good at what you do, do good with who you are!!