Thursday, November 29, 2012

Kunci Syurga

KEBIASAAN ISTRI YANG DI SUKAI SUAMI ...

1. Berusahalah berhias secantik mungkin jika bersama suami.

2. Tampakkan wajah yang selalu ceria dan berseri di depan suami.

3. Banyaklah memberi perhatian kepada suami dengan perhatianmu maka akan membuat dirinya merasa nyaman.

4. Terimalah apapun pemberian suami dan jangan sekali-kali mengeluhkan atau menyepelekannya.

5. Jangan banyak menuntut kepada suami dengan hal-hal yang masih belum bisa ia penuhi.

6. Hindarilah membantah apa yang suami ucapkan.

7. Selalu taatilah segala permintaan ataupun perintah suami sepanjang bukan hal kemaksiatan.

8. Temani suami di saat makan dengannya ia akan merasakan kenikmatan dalam kebersamaan.

9. Hindarilah melakukan sesuatu yang tidak disukai suami.

10. Janganlah suka keluar rumah jika tak ada keperluan penting. Karena rata-rata seorang suami tidak menyukainya.

11. Hiburlah suami di saat ia dalam kesedihan.

12. Dan yang tak kalah penting, usahakan selalu turuti permintaan suami jika hendak mengajak tidur bersama sepanjang tidak ada hal-hal yang menghalangi untuk melakukannya.

Friday, November 16, 2012

Anak adalah anugerah

Memupuk hubungan batin (tali kasih) dg sang buah hati, adalah sangat penting bagi orang tua! Jika ikatan kasih terjalin erat maka akan mudah bagi kita /org tuanya membimbing dan mengarahkan putra-putri tercinta kepada jalan yg diridhoiNya. Insya Allah.aamin..aamin..YRA

Research and theory show that intellectual development can be shaped not only from heredity factor but also from environmental events, it becomes vitally important to provide children with the kinds of experiences that will optimize their intellectual growth.. 


Saturday, November 10, 2012

I heart it

Like the frame

Candice Olson, always excellent









Creative!!

Simple










Important Document




Being organized is important such as filing the cabinet with important documents..


Friday, November 9, 2012

Cities and Towns All Around the World

Alhamdulillah, Allah gave us some opportunities to see this beautiful world. For me it is an extraordinary experience to be able lived in some towns or cities all around the world. Every places has their own uniqueness. I was trying to explore as much as I could, not only the tourism place but also the people. I did it especially in the town/city that I knew we would live for a long time such as Canada and Ireland. In Canada, we lived in Kitchener, Ontario for 1 year and in Galway, Ireland for 2 years. A lovely town where I found many lovely and kind friends. Alhamdulillah, we stayed in town that provide some places to had activities for me and Attar. I found the information from my Indonesian friend who lived before us that community center, library are places where we could get some information of activities that we could join. I went there and that was right those places have some short courses. I was so happy and registered some courses related to my interest. For Attar, Early years center and child's library are good places for him to play and met some other kids. 

I also stayed in Germany but only for 3 months, I found that Silaturahmi Indonesian people in Germany are very nice. I was so happy because I was asked to join pengajian, break fasting and Eid Fitr 2010 celebration there, even they were asked me to be one of  the committee of Eid celebration to create children competition. What a sweet memories :) All towns and cities that we visited or stayed are impressed in our life.. Thanks Allah for giving us these opportunities. 
  1. Singapore 
  2. Qatar - Doha 
  3. Germany - Erlangen
  4. Munchen 
  5. Koln 
  6. Bamberg 
  7. Nurnberg 
  8. Furth 
  9. Wuzburg 
  10. Berlin 
  11. Frankfurt 
  12. France - Paris
  13. Cekoslowakia - Prague
  14. UEA - Abu Dhabi 
  15. Canada - Kitchener 
  16. Waterloo
  17. Toronto 
  18. Hamilton 
  19. Mississauga
  20. Oakville
  21. Niagara Falls 
  22. Holland - Amsterdam  
  23. Ireland - Galway 
  24. Dublin 
  25. Limerick 
  26. Cliff of Moher 
  27. Castlebar
  28. Cork
  29. Donnegal 
  30. Aran Island
The Last twos, Insha Allah.. :)





Monday, November 5, 2012

Cukuplah Kematian Sebagai Nasihat


Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi)
Berbahagialah hamba-hamba Allah yang senantiasa bercermin dari kematian. Tak ubahnya seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang.
Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.
Kematian mengingatkan bahwa waktu sangat berharga
Tak ada sesuatu pun buat seorang mukmin yang mampu mengingatkan betapa berharganya nilai waktu selain kematian. Tak seorang pun tahu berapa lama lagi jatah waktu pentasnya di dunia ini akan berakhir. Sebagaimana tak seorang pun tahu di mana kematian akan menjemputnya.
Ketika seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat melainkan ajal kian mendekat. Allah swt mengingatkan itu dalam surah Al-Anbiya ayat 1, “Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).”
Ketika jatah waktu terhamburkan sia-sia, dan ajal sudah di depan mata. Tiba-tiba, lisan tergerak untuk mengatakan, “Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan.” Tapi sayang, permohonan tinggallah permohonan. Dan, kematian akan tetap datang tanpa ada perundingan.
Allah swt berfirman dalam surah Ibrahim ayat 44, “Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang zalim: ‘Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul….”
Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa
Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran yang telah dimainkan, ketika sutradara mengatakan ‘habis’, usai sudah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya.
Lalu, masih kurang patutkah kita dikatakan orang gila ketika bersikeras akan tetap selamanya menjadi tokoh yang kita perankan. Hingga kapan pun. Padahal, sandiwara sudah berakhir.
Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat selamanya. Silakan kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya. Silakan kita menangis ketika berperan sebagai orang miskin yang menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk selamanya. Semuanya akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran.
Teramat naif kalau ada manusia yang berbangga dan yakin bahwa dia akan menjadi orang yang kaya dan berkuasa selamanya. Pun begitu, teramat naif kalau ada manusia yang merasa akan terus menderita selamanya. Semua berawal, dan juga akan berakhir. Dan akhir itu semua adalah kematian.
Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa
Fikih Islam menggariskan kita bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur bersama bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu.
Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa. Cuma tubuh kecil yang telanjang.
Lalu, masih layakkah kita mengatasnamakan kesuksesan diri ketika kita meraih keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergi pun bersama sesuatu yang tak berharga.
Ternyata, semua hanya peran. Dan pemilik sebenarnya hanya Allah. Ketika peran usai, kepemilikan pun kembali kepada Allah. Lalu, dengan keadaan seperti itu, masihkah kita menyangkal bahwa kita bukan apa-apa. Dan, bukan siapa-siapa. Kecuali, hanya hamba Allah. Setelah itu, kehidupan pun berlalu melupakan peran yang pernah kita mainkan.
Kematian mengingatkan bahwa hidup sementara
Kejayaan dan kesuksesan kadang menghanyutkan anak manusia kepada sebuah khayalan bahwa ia akan hidup selamanya. Hingga kapan pun. Seolah ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang mampu memisahkan antara dirinya dengan kenikmatan saat ini.
Ketika sapaan kematian mulai datang berupa rambut yang beruban, tenaga yang kian berkurang, wajah yang makin keriput, barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal, berkembang, dan kemudian berakhir.
Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berharga
Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan.
Mungkin, inilah maksud ungkapan Imam Ghazali ketika menafsirkan surah Al-Qashash ayat 77, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia…” dengan menyebut, “Ad-Dun-ya mazra’atul akhirah.” (Dunia adalah ladang buat akhirat)
Orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu. Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat. Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/01/351/cukuplah-kematian-sebagai-nasihat/#ixzz2BKi7tsY0

Belajar dari kematian


Pagi ini, Ahamdulillah bangun dengan segar sebelum Attar bangun.. seperti biasa diriku bersegera ke laptop untuk mengerjakan assignment. Sejak mengambil kuliah aku mencoba berkomitmen untuk belajar 2- 4 jam sehari sebelum shubuh atau saat Attar tidur siang. Sebelum meng-klik document word-ku, aku sempatkan diriku menengok FB, dan menemukan salah satu postingan "Khusus Muslimah", ttg kecelakaan yang menewaskan 2 orang mahasiswi Undip di Jalan raya wisata batu Raden, Banyumas. Innalillahi wa innailaihi rojiun. Namun ketertarikan saya tidak berhenti karena itu saya, ada yang istimewa. Dalam postingan itu dikatakan salah seorang korban 3 hari sebelum wafat memposting satu tulisan yang sangat menyentuh, ttg kematian yang dibalut dengan pengalaman beliau menjadi mahasiswi kedokteran. Subhanallah, tulisannya amat sangat menyadarkan pembaca khususnya diriku, bahwa kematian itu sangat dekat dan bagaimana kita mempersiapkan untuk hal yang pasti itu. Merefleksikannya dengan kehidupan kita sendiri.. bagaimana hubungan kita dengan sang pencipta, Allah Aza wa Ja'ala pemberi segala kenikmatan. Bagaimana hubungan kita dengan sesama apakah kita masih menyimpan buruk sangka, iri, benci atau penyakit hati lainnya. Jazakillah Ukhti Novilia Lutfiatul telah mengingatkan kami dengan kecerdasan, kemampuan,  dan, kesadaran yang kau punya, banyak memberikan hikmah kehidupan bagi kami semua. Semoga Allah merahmati kehidupan dan kematianmu, seperti engkau memperlakukan cadaver dengan belas dan kasih. 
ini tulisan beliau sebelum kembali ke rahmat Allah