Sunday, August 11, 2013

25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak


  1. Bersahabatlah dengan Anak dan Jadilah Teladan
  2. Tunaikan Hak-hak Anak
  3. Gembirakan dan Hiburlah Hatinya
  4. Gunakan Cara “Siapa Menang Dia Dapat”
  5. Bercengkrama dg Anak dan Berikan Mainan
  6. Gunakan Metoda “Apa yag Menghalangimu untuk Mengatakannya”
  7. Tumbukan Rasa Percaya Diri (Memperkuat kemauan anak, Menumbuhkan kepercayaan sosial, Menumbuhkan kepercayaan ilmiah, Menumbuhkan kepercayaan ekonomi dan bisnis)
  8. Gunakan Metoda “Dia Anak Paling Baik”
  9. Memotivasi untuk Kebajikan dan Memperingatkan Bahaya Keburukan
  10. Biasakan Kebajikan karena Kebajikan adalah Kebiasaan
  11. Perhatikanlah Kecenderungannya
  12. Memilih Waktu yang Tepat untuk Menasehati (saat rekreasi, dalam perjalanan, di atas kendaraan, saat makan, waktu sakit).
  13. Bertahap dalam Menyampaikan Nasehat, Tugas, dan Perintah
  14. Berbicara Terus-terang dan Tidak Bertele-tele
  15. Berbicara sesuai dengan Tingkat Intelektualitasnya
  16. Gunakanlah Metoda “Apakah Kendalamu, Nak?”
  17. Latih, Latih dan Latih (Memberikan tugas sesuai dengan jenis kelaminnya, Memberi tugas sesuai dengan usianya, Bertahap dalam melatih, Tidak mencercanya jika salah, Memantaunya di awal pemberian tugas, Tidak menugaskan sesuatu pada waktu yang tidak tepat, Tidak berlebihan dalam memberikan motivasi).
  18. Menuntun Anak kepada Sosok Rasulullah saw sebagai Teladan
  19. Mendengar Reflektif (Hendaknya Anda menghargai perasaannya dan tunjukkan bahwa Anda memahami perasaan itu, Tampakkan bahwa Anda benar-benar meyimak apa yang dikatakan, Ulangi apa yang dia ucapkan dan ekspresikan bahwa Anda sedang memikirkan perasaannya, Rumuskan perasaannya, Bersikap responsif, berikanlah nasihat dan usulan). 
  20. Doakan untuk Kebaikan, bukan Keburukannya
  21. Mendidik dengan Kasus
  22. Isi Waktu Luangnya dengan hal-hal bermanfaat
  23. Perbanyak Kegiatan yang Mengembangkan Kecerdasan (Permainan, Cerita dan buku-buku fiksi-ilmiah, Lukisan dan hiasan, Drama anak-anak, Kegiatan ekstrakurikuler, Olah raga, Membaca buku dan perpustakaan, Hobi dan kegiatan hiburan, Menghafal Al-Quran). 
  24. Mendidik dengan Nasehat.
  25. Gunakan Kisah dalam Menanamkan Nilai dan Keutamaan

Monday, August 5, 2013

Melatih anak mencintai dan menghapalkan Al Quran

Selama bulan Ramadhan ini, beberapa kali menonton acara Hafidz Indonesia di RCTI. Senaaang dan terharu melihat anak2 Indonesia yang masih imut-imut itu sudah begitu mencintai Al Quran. Sebagai Muslim, Al Quran dan Sunnah adalah pedoman hidup kita. Siapa yang sering berinteraksi dengannya In Shaa Allah menjadi orang-orang yang beruntung bisa meniti jalan yang diridhoi-Nya. Seperti perusahaan mobil yang memproduksi unit mobil, pastinya mengeluarkan juga pedoman tekhnis bagaimana menjalankan mobilnya, merawatnya dan jika rusak harus diapakan. Jika pembeli mobil malas melihat buku pedomannya, yang rugi yah pemiliknya sendiri, mungkin mobilnya jadi mudah rusak atau pemilik salah beli onderdil yang dibutuhkan.

Al Quran dan Sunnah juklak mutlak seorang beriman, petunjuk dan keberkahan hidup ada di sana. Seluruh ilmu (dunia dan akhirat) dijelaskan di dalamnya. Terlebih jika sejak dini sudah dikenalkan Al Quran, In Shaa Allah mereka akan mencintai Al quran dan Ilmu. Dulu sebelum mengajar di Azhari Islamic School saya hanya punya cita2, anak2 saya bisa membaca dan khatam Al Quran, tapi setelah saya melihat sendiri bagaimana anak2 usia dini itu berinteraksi dengan Al Quran, menghapalkannya, mempelajarinya dan mencoba mengaplikasikannya. Saya bercita2, semoga Allah SWT bisa memberikan jalan untuk bisa mendidik anak2 saya untuk mencintai dan menghapalkan Al Quran. Menjadikan mereka hafidz dan ilmuwan yang bisa bermanfaat untuk sesama. Aamiin. Semoga Allah menjaga keistiqomahan untuk mendidik anak2 menjadi anak yang shaleh dan shalehah. 

1. Bayi ( 0-2 tahun )

Bacakan Al-Qur’an dari surat Al-Fatihah
Tiap hari 4 kali waktu ( pagi, siang, sore, malam )
Tiap 1 waktu satu surat diulang 3x
Setelah hari ke-5 ganti surat An-Nas dengan metode yang sama
Tiap 1 waktu surat yang lain-lain diulang 1x

2. Di atas 2 tahun

Metode sama dengan teknik pengajaran bayi. Jika kemampuan mengucapkan kurang, maka tambah waktu menghafalnya, misal dari 5 hari menjadi 7 hari.
Sering dengarkan murottal.

3. Di atas 4 tahun

Mulai atur konsentrasi dan waktu untuk menghafal serius
Ajari muroja’ah sendiri
Ajari mengahfal sendiri
Selalu dimotivasi supaya semangat selalu terjaga
Waktu menghafal 3-4x per hari

Nurturing your children

ANAKMU MENGENALKAN SIAPA DIRIMU
1. Jika anakmu berbohong, itu krn engkau menghukumnya terlalu berat.
2. Jika anakmu tdk percaya diri, itu krn engkau tdk memberi dia semangat.
3. Jika anakmu kurang berbicara, itu krn engkau tdk mengajaknya bicara.
4. Jika anakmu mencuri, itu krn engkau tdk mengajarkannya memberi.
5. Jika anakmu pengecut, itu krn engkau selalu membelanya.
6. Jika anakmu tdk menghargai org lain, itu krn engkau berbicara terlalu keras kpdnya.
7. Jika anakmu suka marah2, itu krn engkau kurang memujinya.
8. Jika anakmu suka berbicara pedas, itu krn engkau tdk berbagi dengannya.
9. Jika anakmu suka mengasari org lain, itu krn engkau suka melakukan kekerasan terhadapnya.
10. Jika anakmu lemah, itu krn engkau suka mengacamnya.
11. Jika anakmu cemburu, itu krn engkau menelantarkannya.
12. Jika anakmu mengganggumu, itu krn engkau kurang mencium atau memeluknya.
13. Jika anakmu tdk mau mematuhimu, itu krn engkau menuntut terlalu banyak padanya.
14. Jika anakmu tertutup, itu karena engkau terlalu sibuk.

About IRT -Ust Felix Siauw

1. saya masih ingat beberapa tahun lalu sebelum Muslim | papi sempat menasihati saya perihal “Ibu Rumah Tangga”
2. “lix, selama papimu masih bisa mencukupi keluarga, mamimu tugasnya di rumah” | tegas papi berpendapat soal IRT
3. padahal saat itu isu feminisme sedang santer | wacana wanita karir sedang panas-panasnya | arus genderisme mewabah
4. tapi papi tenang aja lalu menyampaikan | bahwa dia ingin yang terbaik bagi anak-anaknya | dan itu berarti perhatian full dari ibu mereka
5. hidup kala itu tidak mudah, dan akal lebih mudah seandainya mami bekerja | tapi papi sudah mengambil pilihan, dan itulah yang ia jalani
6. karena semua manusia punya pilihan | apa yang didapat dan apa yang dikorbankan | semua selalu tentang pilihan
7. sebelum Muslim pun saya tumbuh dengan memahami | lelaki dan wanita tidaklah sama | mereka punya kelebihan di bidang masing-masing
8. posisi ibu dalam dunia anak itu tidak tergantikan | perhatian seorang ibu pada anaknya takkan terbeli sebanyak apapun harta
9. dan posisi ibu itu tidak bisa diulang kembali | karena umur anak takkan bisa diputar lagi
10. maka ketika memilih calon ibu dari anak-anak kami syaratkan | “maukah engkau menjadi fulltime-mother bagi anak-anak?”
11. “saya nggak mau ketika anak dewasa lalu bermaksiat, kita menyesal ‘mengapa dulu tidak habiskan lebih banyak waktu bersamanya?!’”
12. itu pemahaman sebelum Muslim | saat sudah mengenal Islam | kami memahami betul Islam paling memuliakan wanita
13. feminisme menjadikan materi sebagai standar sukses | wajar bila mereka merasa dunia tidak adil | karena materi jadi penanda sukses
14. feminisme menganggap waniat modern harus lebih mirip lelaki | bahwa bila wanita tidak bekerja maka wanita akan direndahkan
15. feminisme sukses mendidik wanita melihat kesuksesan sebagai | punya penghasilan tinggi, gelar seabrek, mobil mewah, buka aurat dll
16. wajar hasilnya di negara-negara asal feminisme | wanita jadi lebih malas berkeluarga apalagi memiliki anak | kerja lebih asyik
17. menurut pandangan feminis | IRT itu perendahan martabat perempuan, tidak modern, perbudakan terhadap wanita
18. wajar di negara-negara yang vokal feminisme | perceraian pun memuncak | karena tidak ada satu pemimpin dalam keluarga
19. US misalnya yang jadi kampiun feminisme | angka perceraian mencapai 50% per 2012 sila rujuk http://t.co/OUvEkdUY8L
20. “nearly 80% cited financial problems as the leading cause of the marital demise” (Carr, 2003, p.10) | http://t.co/zQFsyYQuqe
21. feminisme mangaburkan fungsi ayah dan ibu dalam rumah tangga | hanya semata-mata demi mendapat lebih banyak materi
22. akhirnya meningkatlah angka single parents http://t.co/k9eNybXtq7 | dan jelas broken home http://t.co/yUvU499gT9 http://t.co/qAjjFfHBQJ
23. banyak juga studi-studi yang menperingatkan | sangat sulit untuk memadukan ibu dan karir sekaligus | http://t.co/mu5t6N2u3m
24. sebagai tambahan, US yang melahirkan gerakan feminisme saja | sudah banyak bermunculan gerakan anti-feminisme sebagai gantinya
25. di US, sudah banyak wanita sadar bahwa feminisme mengorbankan keluarga | mereka ingin kembali menjalankan peran ibu rumah tangga
26. karena seberapa banyak waktu pun yang didedikasikan untuk mendidik anak | tiada pernah akan ada waktu yang cukup untuknya
27. “saya ibu sekaligus karyawan, anak saya baik-baik saja” | di-sambi aja sudah baik, apalagi bila fulltime-mother? tentu sangat baik :D
28. lalu pertanyaan prinsipil | “apakah Islam melarang wanita bekerja?” | “apakah wanita tidak boleh berpendidikan tinggi?”
29. dalam Islam hukum wanita bekerja itu mubah (boleh) | sedangkan menjadi “ibu dan pengelola rumah tangga” itu kewajiban
30. jadi sah-sah saja wanita memilih bekerja | namun beres juga kewajibannya | tentu bila dia lebih memilih yang wajib, itu yang utama
31. hidup memang perkara pilihan | dan Islam memerintahkan untuk memaksimalkan waktu ibu untuk anak-anaknya | urusan uang biar ayahnya
32. bagaimana dengan wanita yang ditinggal suami apapun alasannya | maka bekerja menafkahi anak tentu amal pahala besar baginya :)
33. maka karir terbaik wanita | adalah menjadi ibu sepenuhnya
34. tentang pendidikan? | tidak bosan-bosan saya sampaikan | bahwa seorang ibu HARUS terdidik sempurna, tinggi dan luasnya
35. bahkan wanita Muslimah WAJIB lebih terdidik daripada lelaki | karena ialah madrasatul ula (pendidikan pertama dan utama) anak-anaknya
36. maka jangan tanya “untuk apa pendidikan tinggi bila hanya jadi IRT?” | jadi IRT justru perlu pendidikan tinggi
37. karena di tangan kaum ibu generasi Muslim berada | bukan di tangan ayah generasi Muslim dibentuk
38. banyak wanita yang sebetulnya bisa menggapai dunia lebih dari lelaki | tapi mereka mengorbankan segalanya demi anaknya | MULIA
39. dari ibunda MULIA semisal itulah | menjadilah Imam Syafi’i, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad
40. rata-rata ulama besar menghabiskan masa kecil dalam yatim | ibu merekalah yang mendidik dan mendaras Al-Qur’an setiap waktu
41. sembah sujud kami pada Allah yang selalu menjaga dunia dengan para ibunda MULIA | yang mau mengorbankan semua buat kami anak-anaknya
42. hormat khidmat kami padamu wahai ibu | yang gadaikan semua waktu tanpa sesal dan keluh | membina kami jadi yang terbaik dalam agama
43. pada para bunda MULIA doa kami | “Wahai Tuhanku, kasihilah keduanya, sebagaimana keduanya TELAH MENDIDIK AKU WAKTU KECIL” (QS 17:24)
44. kembali lagi semua masalah pilihan | part-time mother or full-time mother? | you decide :D